Kamis, 15/03/2012
Kejadian inipun kemudian mengundang simpati umat muslim di Kalimantan Barat. Mereka mendatangi asrama mahasiswa sambil meneriakkan takbir. Nyali penghuni asrama yang sebelumnya sudah memamerkan Mandau (sejenis parang khas Dayak) pun mulai menciut. Asrama kemudian dijaga ketat oleh pasukan anti huru-hara berpakaian lengkap. Para mahasiswa Dayak yang ketakutan itupun terkepung selama tiga jam hingga dievakuasi pihak kepolisian untuk dibawa ke Rumah Adat Dayak Kalimantan Barat yang merupakan "markas" pemuda-pemuda dayak di Kota Pontianak. Jalan-jalan menuju akses kota Pontianak pun mulai diblokir untuk mengantisipasi datangnya masyarakat menuju lokasi Asrama.
Hingga Rabu malam kemarin, situasi Pontianak berubah panas. Pesan singkat perlawanan terhadap kaum Dayak kafir pun menyebar ke seantero kota Pontianak. Umat muslim berjaga-jaga. Mereka melakukan kewaspadaan akan timbulnya perlawanan dan bentrok dengan suku Dayak provokatif tersebut.
Melihat kondisi demikian memanas, maka pada malam itu diadakanlah pertemuan yang dimpimpin oleh Wakapolda Kalbar, Komisaris Besar Syafarudin, Wakil Walikota Pontianak Paryadi, Kapolresta Pontianak Kombes Muharrom Riyadi, Dandim Pontianak Letkol Bima Yoga, dan Dewan Adat Dayak Yakobus Kumis, serta tidak ketinggalan Ketua DPD FPI Pontianak Ishak Ali Al Muntahar.
Dalam pertemuan tersebut, baik pihak Dayak maupun FPI sepakat untuk saling menahan diri agar tidak terjadi bentrokan. Namun hingga Kamis pagi (15/3), masih tampak ratusan polisi berjaga-jaga di depan Asrama Mahasiswa Dayak. Dan sampai kemudian waktu Ashar Suku Dayak non muslim terlibat bentrok dan saling berhadap-hadapan dengan umat muslim.
Hingga berita ini diturunkan, umat muslim dan suku Dayak kafir saling melakukan sweeping yang tersebar di sejumlah titik Kota Pontianak.
“Malam ini dayak kafir sweeping umat Islam di Pasar Tanjung Pura - Gajah Mada- Pontianak,” tegas Ketua DPP FPI Munarman SH melalui pesan singkatnya ke Eramuslim.com, malam ini, Kamis (15/3).
Kezhaliman yang diperbuat suku Dayak non muslim ini tidak saja menyerang kaum pria, tapi juga para muslimah. Mereka mengalami pelecehan berupa paksaan membuka jilbab.
Sumber:
No comments:
Post a Comment