Hidup ini sangat kompleks sekali kalau dilihat dari awal penciptaan kita.Dari setetes darah menjadi segumpal daging kemudian sampai ditiupkannya ruh akhirnya kembali pada Sang Pencipta.Begitu banyak rentetan peristiwa yang dilalui.
Tapi kebanyakan dari kita tidak pernah mengindahkan atau memikirkan apa disebalik penciptaan ini.
Karena merasa diri telah tinggi tingkat pengetahuan maka tak jarang ada yang seperti menuhankan ilmu pengetahuan atau sains.Mereka beranggapan bahwa alam ini terjadi dengan sendirinya dengan berbagai teori.
Padahal kalau kita pikir secara logika mana mungkin alam ini ada tanpa ada yang menciptakannya.Sedangkan alat atau mesin yang ada sekarang juga diciptakan oleh manusia, apakah alat atau mesin itu terjadi dengan sendirinya?????
Zaman sekarang orang-orang sibuk mencari pembenaran dari teori-teori mereka yang didasarkan pada kehendak nafsu dan akal bukan keimanan.Nilai tertinggi dari manusia adalah mengakui kebenaran Ilahi bukan berbalik mempertanyakannya.Sebagai contoh adalah sahabat Rasulullah yaitu Abu Bakar r.a pada kejadian Isra’ Mikraj di mana pada waktu itu kaum Quraisy menghina dan mendustakan perkataan Rasulullah, mereka mengira sudah kehilangan akal dan pendusta besar.Memang kejadian Isra’ Mikraj itu susah untuk diterima bagi orang-orang yang mengedepankan akal.Tapi Abu Bakar r.a tetap yakin dan membenarkannya.Karena beliau tidak melihatnya dari pandangan akal atau kehendak nafsu tapi dari hatinya yang beriman.Beliau tidak melihat kejadiannya tapi melihat siapa yang menghendaki itu terjadi melalui kebersihan hatinya....
Sekarang kita hampir tidak bisa membedakan antara kebenaran dan pembenaran, karena begitu banyaknya kebohongan-kebohongan yang di poles dengan indahnya telah terlihat sebagai kebenaran.Itu di mata manusia tapi mana mungkin akan dapat mengelabui Tuhan Yang Maha Tahu dan Maha Benar.
Kebenaran yang ditegakkan dan orang-orang yang jujur sudah jadi barang yang langka sekarang ini, mungkin sangat langka sekali.
Kebenaran yang hakiki letaknya ada di hati kita masing-masing tinggal bagaimana kita mahu mendengarkannya..
No comments:
Post a Comment